TUGAS
IV
ILMU
BUDAYA DASAR
“PANDANGAN HIDUP SANG GURU FILSAFAT”
Dosen : Auliya Ar Rahma
Oleh
Nama :Devita Yuwikapuspita
NPM : 12114854
Kelas : 1KA08
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI
MARET
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan berfikir dewasa dalam segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pekembangan
filsafat dimulai dari jaman filsafat kuno sampai dengan filsafat moderen.
Berbagai pemikiran-pemikiran baru bermunculan dan bersama-sama mencari
kebenaran untuk mencapai suatu kebenaran yang sejati.
Dengan adanya filsafat lahirlah tokoh-tokoh yang
membuat perubahan dengan berbagai pemikiran-pemikirannya. Pemikiran-pemikiran
itu menjadikan orang menggunakan akalnya untuk berfikir lebih dalam dan
menggali ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat hingga kini. Berbagai penemuan
baru telah diperoleh sehingga menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam
menghadapi suatu permasalahan yang ada.
Pada makalah ini, penulis akan membahas tokoh filsuf
Athena yang banyak berpengaruh dalam sejarah filsafat Yunani Kuno. Dia adalah
Socrates, di dalam makalah ini penulis akan mencoba menguraikan berbagai
pemikiran-pemikiran Socrates yang sangat kontroversial di jamannya serta
melirik tentang perjalanan hidup seorang Socrates yang terkenal dengan
pribadinya yang baik dan sederhana.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Socrates
2.
Riwayat Hidup Socrates
3.
Filosofi dan Pengaruh Socrates
BAB
II
ISI
A.
Siapa Itu Socrates?
Socrates adalah seorang filsuf di
era filsafat kuno yang berasal dari Athena, Yunani. Dia hidup sekitar 469 S.M –
399 S.M. Selain itu, Socrates juga termasuk salah satu figur paling penting
dalam tradisi filosofis Barat dimana dia adalah generasi pertama dari tiga ahli
filsafat yang memiliki nama besar di Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Pada awalnya Socrates adalah guru dari Plato, dan generasi
selanjutnya, Plato menjadi guru dari Aristoteles. Socrates sendiri selama
hidupnya tidak pernah meninggalkan buah pemikirannya dalam bentuk karya tulis
apapun. Sosoknya justru lebih dikenal dari sumber literatur yang ditulis oleh
muridnya, Plato, dimana Socrates hamper selalu menjadi tokoh utamanya.
B. Riwayat hidup Socrates
Socrates
lahir sekitar 469 S.M, diperkirakan ayah Socrates adalah seorang pemahat patung
batu (Stone Mason) bernama Sophroniskos dan ibunya adalah seorang bidan bernama
Phainarete. Dari profesi ibunya inilah Socrates nantinya menamai metode
berfilsafatnya sebagai metode kebidanan. Socrates juga memiliki tiga orang anak
dari istrinya yang bernama Xantippe.
Pemikiran
filsafat Socrates sendiri mengundang pertanyaan karena selama hidupnya Socrates
tidak pernah menuliskannya dalam bentuk apapun. Apa yang dianggap sebagai buah
pikirnya saat ini adalah hasil catatan murid-muridnya seperti, Plato, Xenophone
(430-357 S.M.), dan lain-lain. Dari kesemua itu yang paling terkenal adalah
pengambaran Plato akan gurunya dalam dialog-dialog yang ditulisnya. Dalam
karyanya Plato selalu menggunakan nama Socrates sebagai tokoh utama, karena
itu, memisahkan gagasan asli Socrates sangat sulit dipisahkan dari gagasan
Plato yang disampaikan melalui mulut Socrates dalam karya tulisnya. Plato
sendiri hanya menulis tiga kali namanya sendiri dalam karya-karya tersebut, dua
kali dalam Apoligi, dan sekali dalam Phaedrus.
Penampilan
Socrates dikenal dengan seorang yang tidak tampan, dengan pakaian sederhana,
dan tanpa alas kaki berkeliling mendatangi orang-orang Athena untuk berdisksi
tentang filsafat. Pada awalnya ini dilakukannya untuk memastikan suara gaib
yang didengar temannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang
yang lebih bijak dari Socrates. Merasa tidak memiliki sesuatu apapun yang dapat
dikatakan bijak dalam dirinya, Socrates berkeliling mencari orang-orang yang
dianggap bijak pada masa itu dan mengajaknya berdisksi tentang berbagai masalah
kebijaksanaan. Metode inilah yang oleh Socrates disebut sebagai metode
kebidanan, dimana dia menganalogikan dirinya sebagai bidan yang membatu
kelahiran sebuah pikiran melalui proses dialektik yang panjang dan mendalam,
sama seperti seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi. Yang
dikejarnya dari proses diskusi tersebut adalah sebuah definisi absolut tentang
satu masalah meskipun seringkali orang yang diajaknya berdiskusi gagal mencapai
definisi tersebut. Akhirnya Socrates sampai pada kesimpulan bahwa suara gaib
yang didengar temannya itu adalah benar, karena “pada kenyataannya dia memang bijaksana karena dia tidak
merasa bijaksana. Sedang orang-orang yang diajaknya berdiskusi adalah orang
yang tidak bijaksana karena mereka merasa sebagai orang yang bijaksana”. Socrates melakukan itu semua tujuannya adalah
untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan Dewa Apollo di Orakel
Delphi : bahwa tidak ada yang lebih bijaksana dari Socrates, maka ia pun mulai
bertanya-tanya. Akhirnya Socrates menyadari bahwa dirinya bijaksana karena ia
tahu bahwa ia tidak tahu.
Karena
caranya berfilsafat inilah Socrates menerima kebencian dari orang-orang yang
diajaknya berdiskusi, karena setelah proses dialektik Socrates mereka lewati,
maka terlihatlah bahwa apa yang sebenarnya merika pikirkan benar-benar mereka
tidak ketahui kebenarannya. Kejadian inilah yang pada akhirnya mengantarkan
Socrates pada peradilan yang mengakhiri masa hidupnya atas tuduhan mersak
generasi muda. Sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dapat
dipatahkannya melalu pembelaan sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato.
Socrates wafat pada usia tujuh puluh tahun (atau tujuh puluh satu) dengan
meminum racun, sebagaimana keputusan pengadilan yang diterimanya dimana 280
orang mendukung dihukum matinya Socrates dan 220 orang liannya menolak.
Dalam
Krito, Socrates diceritakan sebenarnya dapat lari dari penjara dan menghindari
hukuman mati dengan bantuan dari sahabat-sahabatnya, namun dia menolak.
Alasannya karena dia terikat pada sebuah “kontrak” kepatuhan hokum yang sama
seperti semua orang di Athena, maka menurutnya dia harus tetap menjalani
hukuman matinya tanpa perlu menghindar. Keberaniannya dalam menghadapi maut ini
digambarkan oleh Plato dalam karyanya yang berjudul Phaedo dengan sangat indah.
Kematian Socrates ditangan ketidakadilan peradilan ini menjadi salah satu
peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat barat.
Ada
sebuah kutipan yang indah yang diungkapkan oleh Socrates “True wisdom comes
to each of us when we realize how little we understand about life, ourselves,
and the world around us”. (Socrates)
Jadi
seperti itu, kebijaksanaan yang sebenarnya datang kepada kita ketika kita
menyadari betapa sedikitnya kita mengerti tentang hidup, diri kita, dan dunia
di sekitar kita.
C.
Filosofi
Socrates
Socrates menjadikan masalah kemanusiaan sebagai
objek filsafatnya. Pemecahan masalah kemanusiaan tersebut digalinya dengan
mengejar sebuah definisi absolut (mutlak) atas permasalahn tersebut melalui
proses dialektika yang panjang dan mendalam. Pengajaran pengetahuan hakiki
melalui penalaran dialektis inilah yang menjadi peninggalan pemikiran
filsafatnya yang paling penting, dan juga membuka jalan bagi para filsuf
selanjutnya untuk mengembangkan metodenya.
Socrates juga dikatakan sebagai orang pertama yang
mengkaji aspek kemanusiaan menjadi objek filsafatnya setelah sebelumnya
dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran Socrates ini
selanjutnya enjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis
(dasar-dasar dan batasan ilmu pengetahuan) di kemudian hari.
D.
Pengaruh
Metode dialektik Socrates yang dikenal sebagai
metode elenchos telah menjadi sumbangan terbesarnya bagi perkembangan pemikiran
filsafat Barat. Metode ini diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok.
Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak etika dan filsafat moral (dan
filsafat secara umum juga tentunya).
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Ada beberapa catatan menarik berkenaan dengan
penjabaran diatas. Pertama, walaupun banyak orang merasa kesulitan melihat
pemikiran asli Socrates berhubung ia tidak menulurkan tulisan, hanya
diceritakan oleh murid-muridnya saja tetapi dari yang kita tahu, setidaknya
Socrates berusaha menjawab dua pertanyaan besar yang kerap mengganggu. Pertama,
tujuan hidup di dunia ; Kedua, fungsi nyata dunia idea pemikiran khususnya
filsafat dan pengetahuan.
Keduanya sudah dijabarkan diatas.
Ternyata memang pengetahuan (episteme) mutlak diperlukan sebagai bekal dan
pembuka jalan bagi terwujudnya arate (keutamaan) dan kelak akan mengantarkan
manusia pada puncak kemanusiaanya dan kebahagiaan jiwa. Kedua motivasi
terbesarnya untuk berkeliling dan menerapkan metode uniknya itu, selain karena
ingin mengkonter kaum Sofis, juga karena adanya katakanlah tugas profetik dari
peramal di Orakel Delphi yang cenderung bernuansa monotheistic walaupun hal ini
sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan yang hangat.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar