AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
REVIEW COBIT (CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION TECHNOLOGY)
2.5 Frame Work COBIT
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance
Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan
pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja
dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model. Lingkup kriteria
informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
1.
Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi
dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
2.
Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi
terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
3.
Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
4.
Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
5.
Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
6.
Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
7.
Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem
informasi dalam pengelolaan data atau informasi.
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi
informasi dalam COBIT adalah pada :
·
Applications merupakan sekumpulan program untuk
mengolah dan menampilkan data maupun informasi
yang dimiliki oleh organisasi.
· Information merupakan hasil
pengolahan dari data yang merupakan bahan mentah dari setiap
informasi yang dihasilkan, dimana di dalamnya terkandung
fakta dari aktivitas transaksi dan interaksi seharihari
masingmasing proses bisnis yang ada di organisasi.
· Infrastructure terdiri dari
sejumlah perangkat keras, infrastruktur teknologi informasi sebagai
teknologi pendukung untuk menjalankan portfolio aplikasi yang ada. Selain
itu yang termasuk dalam infrastruktur dapat berupa sarana
fisik seperti ruangan dan gedung dimana keseluruhan perangkat sistem dan teknologi informasi
ditempatkan.
· People merupakan pemakai
dan pengelola dari sistem informasi yang dimiliki.
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan
untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
·
Business-focused
·
Process-oriented
·
Controls-based
·
Measurement-driven
COBIT
mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34
proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
1.
Planning & Organization merupakan domain
yang menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi
TI dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik
dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal
terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah
organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Domain ini mencakup :
·
PO1 – Menentukan rencana strategis
·
PO2 – Menentukan arsitektur informasi
·
PO3 – Menentukan arah teknologi
·
PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya
·
PO5 – Mengelola investasi TI
·
PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
·
PO7 – Mengelola sumber daya manusia
·
PO8 – Mengelola kualitas
·
PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI
·
PO10 – Mengelola proyek
2.
Acquisition &
Implementation merupakan domain yang
berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis
organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance
yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem
tersebut tetap terjaga. Domain ini meliputi:
·
AI1 – Mengidentifikasi solusi yang dapat
diotomatisasi.
·
AI2 – Mendapatkan dan maintenance software
aplikasi.
·
AI3 – Mendapatkan dan maintenance infrastuktur
teknologi
·
AI4 – Mengaktifkan operasi dan penggunaan
·
AI5 – Pengadaan sumber daya IT.
·
AI6 – Mengelola perubahan
·
AI7 – Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.
3.
Delivery & Support, merupakan
domain yang mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas
layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data
yang sedang berjalan. Domain ini meliputi :
·
DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan.
·
DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga
·
DS3 – Mengelola performa dan kapasitas.
·
DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan
·
DS5 – Menjamin keamanan sistem.
·
DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.
·
DS7 – Mendidik dan melatih pengguna
·
DS8 – Mengelola service desk dan insiden.
·
DS9 – Mengelola konfigurasi.
·
DS10 – Mengelola permasalahan.
·
DS11 – Mengelola data
·
DS12 – Mengelola lingkungan fisik
·
DS13 – Mengelola operasi.
4.
Monitoring and Evaluation. Merupakan
domain yang berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam
organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses
pemeriksaan yang dilakukan. Domain ini meliputi:
·
ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.
·
ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal
·
ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.
·
ME4 – Menyediakan IT Governance.
Dalam
COBIT Framework terdapat hal seperti sebagai berikut :
1.
Maturity
Models
Digunakan untuk memetakan status
maturity proses-proses teknologi informasi.
2.
Critical
Success Factors
Merupakan arahan berupa implementasi bagi
manajemen agar dapat melakukan kontrol atau proses teknologi informasi.
3.
Key
Goal Indicators
Adalah kinerja dari proses teknologi
informasi yang berhubungan dengan business requirements.
2.6 COBIT Maturity Model
COBIT
melihat bahwa menerapkan mekanisme governance secara efektif
tidaklah mudah, namun harus melalui berbagai tahap
maturity (kematangan) tertentu. Model maturity untuk mengontrol proses IT,
sehingga manajemen dapat mengetahui dimana posisi organisasi
sekarang, dan diposisi dimana organisasi ingin berada. Paling
tidak posisi maturity sebuah organisasi terkait dengan keberadaan
dan kinerja proses IT Governance dapat dikategorikan menjadi enam
tingkatan, yaitu;
1)
0 Non existent (tidak ada),
merupakan posisi kematangan terendah, yang
merupakan suatu kondisi dimana organisasi merasa tidak
membutuhkan adanya mekanisme proses IT Governance yang baku, sehingga
tidak ada sama sekali pengawasan terhadap IT Governance yang dilakukan oleh
organisasi.
2)
1 Initial (inisialisasi), sudah ada
beberapa inisiatif mekanisme perencanaan, tata kelola, dan
pengawasan sejumlah IT Governance yang dilakukan, namun sifatnya
masih ad hoc, sporadis, tidak kosisten, belum formal, dan reaktif.
3)
2 Repeatable (dapat diulang),
kondisi dimana organisasi telah memiliki kebiasaan yang terpola
untuk merencanakan dan mengelola IT Governance dan dilakukan secara
berulang ulang secara reaktif, namun belum melibatkan prosedur dan
dokumen formal.
4)
3 Defined (ditetapkan), pada tahapan ini
organisasi telah memiliki mekanisme dan prosedur yang
jelas mengenai tata cara dan manajemen IT Governance, dan
telah terkomunikasikan dan tersosialisasikan dengan baik di seluruh jajaran
manajemen.
5)
4 Managed (diatur), merupakan kondisi
dimana manajemen organisasi telah menerapkan sejumlah indikator
pengukuran kinerja kuantitatif untuk memonitor efektivitas
pelaksanaan manajemen IT Governance.
6)
5 Optimised (dioptimalisasi),
level tertinggi ini diberikan kepada organisasi yang telah berhasil
menerapkan prisip prinsip governance secara utuh dan mengacu
best practice, dimana secara utuh telah diterapkan prinsip-prinsip governance,
seperti transparency, accountability, responsibility, dan fairness.
Maturity model dapat digunakan untuk
memetakan :
1)
Status pengelolaan
TI perusahaan pada saat itu.
2)
Status standart
industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
3)
Status standart
internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
4)
Strategi
pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI
perusahaan)
Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada
skala maturity dibagi menjadi 6 level :
1.
Level 0 (Non-existent)
Perusahaan
tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya.
2.
Level 1
(Initial Level)
Pada level ini,
organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk
mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami
kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan
produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon
sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena
proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan
beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada
kemampuan individual atau term dan variasi dengan keahlian yang
dimilikinya.
3.
Level 2
(Repeatable Level)
Pada level ini,
kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses
manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan
memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam
mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama.
Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced,
dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product
requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah
perubahan yang tidak diinginkan.
4.
Level 3 (Defined Level)
Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu
produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan
produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu
manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih
efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai
karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam
mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya
suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan
dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka
manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut.
Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang
diawasi.
5.
Level 4 (Managed Level)
Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu
produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk
dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan
yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk,
prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati.
Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan
limit yang dapat diukur.
6.
Level 5
(Optimized Level)
Pada level ini,
seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus.
Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja
dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan
beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects
untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi
untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi
lagi.
2.7 Review COBIT
Informasi merupakan sumber
daya utama bagi enterprise. Teknologi memegang peranan penting yang dapat
meningkatkan fungsi informasi pada enterprise, sosial, publik dan lingkungan
bisnis. COBIT 5 memberikan layanan kerangka kerja secara komprehensif untuk
membantu pemerintah dan manajemen IT dalam sebuah perusahaan mencapai tujuan
yang diharapkan. COBIT 5 for Information Security yang digambarkan pada gambar
1 merupakan bagian dari COBIT 5 secara utuh, dimana fokus pada COBIT 5 for
Information Security lebih ditekankan pada keamanan informasi dan memberikan
gambaran secara detil dan praktikal tentang panduan bagi para profesional
keamanan informasi dan orang-orang yang merupakan bagian dari enterprise yang
memiliki ketertarikan di bidang keamanan informasi. Secara umum, saya dapat
mengartikan bahwa COBIT adalah sebuah framework atau kerangka kerja yang
memberikan layanan kepada enterprise, baik itu sebuah perusahaan, organisasi,
maupun pemerintahan dalam mengelola dan memanajemen aset atau sumber daya IT
untuk mencapai tujuan enterprise tersebut.
Tujuan utama
pengembangan COBIT 5 for Information Security :
1.
Menggambarkan keamanan informasi pada enterprise termasuk
:
·
Responsibilities terhadap fungsi IT pada keamanan informasi.
·
Aspek-aspek yang akan meningkatkan efektivitas kepemimpinan dan
manajemen keamanan informasi seperti struktur organisasi, aturan-aturan dan
kultur.
·
Hubungan dan jaringan keamanan informasi terhadap tujuan
enterprise.
2.
Memenuhi kebutuhan enterprise untuk:
·
Menjaga risiko keamanan pada level yang berwenang dan melindungi
informasi terhadap orang yang tidak berkepentingan atau tidak berwenang untuk
melakukan modifikasi yang dapat mengakibatkan kekacauan.
·
Memastikan layanan dan sistem secara berkelanjutan dapat
digunakan oleh internal dan eksternal stakeholders.
·
Mengikuti hukum dan peraturan yang relevan.
Sebagai tambahan, pengembangan COBIT 5 for Information Security
untuk memberikan fakta bahwa keamanan informasi merupakan salah satu aspek
penting dalam operasional sehari-hari pada enterprise.
Keunggulan
Menggunakan COBIT 5
for Information Secutiry memberikan sejumlah kemampuan yang berhubungan dengan
keamanan informasi untuk perusahaan sehingga dapat menghasilkan manfaat
perusahaan seperti :
·
Mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efektivitas biaya
karena integrasi yang lebih baik dan lebih mudah.
·
Meningkatkan kepuasan pengguna.
·
Meningkatkan integrasi keamanan informasi dalam perusahaan.
·
Menginformasikan risiko keputusan dan risk awareness.
·
Meningkatkan pencegahan, deteksi dan pemulihan.
·
Mengurangi insiden (dampak) keamanan informasi.
·
Meningkatkan dukungan untuk inovasi dan daya saing.
·
Meningkatkan pengelolaan biaya yang berhubungan dengan fungsi
keamanan informasi.
·
Pemahaman yang lebih baik dari keamanan informasi.
ISACA mendefinisikan
keamanan informasi sebagai :
“Ensures that within the
enterprise, information is protected against disclosure to unauthorised users
(confidentiality), improper modification (integrity) and non-access when
required (availability).”
·
Confidentiality berarti menjaga hak akses dan penggunaan
wewenang untuk melindungi privacy dan kepemilikan informasi.
·
Integrity berarti menjaga informasi dari modifikasi atau
perusakan dan termasuk memastikan bahwa informasi yang ada merupakan informasi
asli dan tidak ada penolakan (non-repudiation) jika akan dilakuan pembuktian
terhadap sistem.
·
Availability berarti memastikan dalam hal waktu dan kehandalan
dalam mengakses dan menggunakan informasi agar selalu tersedia.
Prinsip
COBIT 5
Prinsip 1. Meeting Stakeholder
Needs
Keberadaan sebuah
perusahaan untuk menciptakan nilai kepada stakeholdernya – termasuk
stakeholders untuk keamanan informasi – didasarkan pada pemeliharaan
keseimbangan antara realisasi keuntungan dan optimalisasi risiko dan penggunaan
sumber daya yang ada. Optimalisasi risiko dianggap paling relevan untuk
keamanan informasi. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda
sehingga perusahaan tersebut harus mampu menyesuaikan atau melakukan customize
COBIT 5 ke konteks perusahaan yang dimiliki.
Prinsip 2. Covering the
Enterprise End-to-End
COBIT 5
mengintegrasikan IT enterprise pada organisasi pemerintahan dengan cara:
·
Mengakomodasi seluruh fungsi dan proses yang terdapat pada
enterprise. COBIT 5 tidak hanya fokus pada ‘fungsi IT’, namun termasuk pada
pemeliharaan informasi dan teknologi terkait sebagai aset layaknya aset-aset
yang terdapat pada enterprise.
·
Mengakomodasi seluruh stakeholders, fungsi dan proses yang
relevan dengan keamanan informasi.
Prinsip 3. Applying a Single,
Integrated Network
COBIT 5 dapat disesuaikan
dengan standar dan framework lain, serta mengizinkan perusahaan untuk
menggunakan standar dan framework lain sebagai lingkup manajemen kerangka kerja
untuk IT enterprise. COBIT 5 for Information Security membawa pengetahuan dari
versi ISACA sebelumnya seperti COBIT, BMIS, Risk IT, Val IT dengan panduan dari
standar ISO/IEC 27000 yang merupakan standar ISF untuk keamanan informasi dan
U.S. National Institute of Standars and Technology (NIST) SP800-53A.
Prinsip 4. Enabling a Holistic
Approach
Pemerintahan dan
manajemen perusahaan IT yang efektif dan efisien membutuhkan pendekatan secara
holistik atau menyeluruh. COBIT 5 mendefinisikan kumpulan pemicu yang disebut
enabler untuk mendukung implementasi pemerintahan yang komprehensif dan
manajemen sistem perusahaan IT dan informasi. Enablers adalah faktor individual
dan kolektif yang mempengaruhi sesuatu agar dapat berjalan atau bekerja.
Kerangka kerja COBIT 5 mendefinisikan 7 kategori enablers yang dapat dilihat
pada gambar 4 berikut.
7 enablers yang digunakan
pada COBIT 5 meliputi:
1.
Principles, Policies and Frameworks
2.
Processes
3.
Organisational Strucutres
4.
Culture, Ethics and Behaviour
5.
Information
6.
Services, Infrastructure and Applications
7.
People, Skills and Competencies
Prinsip 5. Separating
Governance from Management
COBIT 5 dengan tegas
membedakan pemerintahan dan manajemen. Kedua disiplin ini memiliki tipe
aktivitas yang berbeda, membutuhkan struktur organisasi yang berbeda dan
memiliki tujuan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
- IT
Governance Institute. 2007 . COBIT 4.1 Framework Control Objectives,
Management Guidelines, Maturity Models. IT Governance Institute.
- Widjaja
Tunggal, Amin. 1996 . Struktur Pengendalian Intern. Jakarta : Rineka Cipta.
- Laudon,
Kenneth and Jane P. Laudon. 2012 . Management Information System, 10th ed.
Amazon : Amazon Warehouse Deals.
- Sanderson,
Ian. "Tools for IT governance assurance: using recent updates of
ISACA's Information Systems Audit and Assurance Standards alongside COBIT
5 can help auditors evaluate their organization's information systems
governance." Internal Auditor 2013: 51+. Gale Economic Education
Humanities Social-Science Arts 2. Web. 22 Dec. 2015.
- Chan,
Anthony S. Manager’s Guide to Compliance : Sarbanes-Oxley, COST, ERM,
COBIT, IFRS, BASEL II, OMB’s A-123, ASX 10, OECD Principles, Turnbull
Guidance, Best Practices, and Case Studies. The CPA Journal Oct. 2006 : 11
. Gale Economic Education Humanities Social-Science Arts 1. Web. 17 Dec.
2015.
- Lemme,
Steve. 2005 .Database Trends & Applications., Vol. 19 Issue
4, p6-6. 1/2p.
- John
Romney Paul and Marshall B. Steinbart. 2009 . Accounting Information
Systems. Pearson : January 1, 2009.
- Noverdi,
Fajar. 2012 . Manfaat COBIT . Diambil dari : https://fajarnoverdi.blogspot.co.id/2012/03/manfaat-cobit.html.
- https://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/
- https://www.kompasiana.com/dwisantoso_vcc/makalah-manfaat-penggunaan-cobit_567fe81390fdfd5d0956ffba
- http://aheva17.blogspot.co.id/2010/07/cobit.html
- 12. http://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html
- 13. https://dhienzzworld.wordpress.com/2013/04/11/audit-sistem-informasi-berbasis-framework-cobit/
- 14. https://empi378.wordpress.com/2013/01/21/cobit-control-ojective-for-information-and-related-technology/
- 15.https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi9hsDal6_YAhULpo8KHfroCK4QFghUMAU&url=http%3A%2F%2Fliapsa.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F33214%2FBab%2B8%2B-%2BCOBIT.docx&usg=AOvVaw3r-dc2YfXPuMIHTVDE2F5n
- http://jurnal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/175/555
- http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/361/238
- https://www.proxsisgroup.com/articles/pengertian-dan-fungsi-cobit-5-information-security/
Komentar
Posting Komentar